Berikut ini adalah 9 (sembilan) ajak bagi remaja, untuk ber-Internet yang Sehat.
1). Ingatlah, meskipun kejujuran adalah segalanya, tidak semua orang di Internet melakukan hal tersebut. Jadi, ketika kamu sedang menggunakan Internet atau chatting, berhati-hatilah. Kamu tidak akan pernah tahu ketika ada orang yang mengaku a/s/l (age/sex/location) – nya adalah “19/f/jkt” (baca: umur 19 tahun, female/perempuan, berlokasi di Jakarta) dan bersekolah atau berkuliah di suatu tempat, sebenarnya adalah “40/m/anywhere” dan pengangguran, alias sama sekali bukan orang yang kita bayangkan atau kita imajinasikan.
2). Janganlah mudah terpengaruh dengan data-data pribadi orang lain di Internet yang menarik perhatianmu. Di Internet banyak sekali orang iseng yang berpura-pura menjadi orang lain, entah menjadi lebih muda/tua ataupun mengaku perempuan/lelaki hanya untuk bercanda dan menjahili orang lain, hingga untuk menjebak atau membuat malu orang lain.
Waspadalah dengan siapapun yang ingin tahu terlalu banyak.
3). Tidak ada satupun aturan di dunia yang mengharuskan kamu untuk bercerita jujur tentang jati diri kamu kepada orang lain di Internet. Simpanlah baik-baik informasi tentang nama kamu, usia, alamat rumah, alamat sekolah dan nomor telepon. Jangan pedulikan permintaan dari orang yang baru kamu kenal di Internet. Percayakan pada insting kamu, jika seseorang membuat kamu tidak nyaman, tinggalkan saja.
4). Curahkan perasaanmu pada sahabatmu. Jika kamu berencana bertemu dengan seseorang yang kamu kenal di Internet, ajaklah sahabatmu atau orang yang kamu percaya untuk menemanimu. Mintalah juga agar orang yang akan kamu temui tersebut untuk mengajak temannya. Mungkin ini kedengarannya aneh, tetapi ini sesungguhnya adalah cara yang jitu untuk keamananmu.
5). Pastikan agar sahabatmu di dunia nyata mengetahui apa yang tengah kamu pikirkan atau lakukan. Bahkan jika kamu ada masalah, baik terhadap keluarga, sekolah maupun pacar, ceritakanlah pada sahabat atau orang yang kamu percaya di kehidupan nyata, bukan yang hanya kamu kenal di Internet. Bercerita kepada sahabatmu di kehidupan nyata jauh lebih baik dan lebih terpercaya daripada seseorang asing yang kamu kenal di sebuah chat room.
6). Jika kamu menerima kiriman e-mail, file ataupun gambar-gambar yang isinya mencurigakan dari seseorang yang kamu tidak kenal dan kamu tidak percaya, langsung hapus saja kiriman-kiriman tersebut. Perlakukan kiriman tersebut seperti layaknya sebuah e-mail sampah. Kamu bisa mendapatkan rugi yang besar hanya gara-gara mempercayai seseorang yang sama sekali belum pernah kamu temui atau kenali.
7). Hal tersebut juga berlaku pada link atau URL yang tampak mencurigakan. Janganlah kamu meng-klik apapun yang tidak kamu yakini sumbernya dan keamanannya, walaupun dengan alasan sekedar ingin mencari jawab atas rasa keingin-tahuanmu.
8). Jauhi chat room atau mailing-list yang isinya provokatif ataupun berisi hal-hal negatif lainnya. Jangan mudah terperdaya rayuan-rayuan seseorang di Internet yang mencoba mempengaruhi kamu agar menjadikannya seorang teman sebagaimana dalam kehidupan sehari-hari.
9). Jangan pula mudah terpancing dengan provokasi seseorang yang memanas-manasi kamu untuk bertengkar di Internet. Jika kamu mencoba-coba mencari masalah di Internet, kamu akan mendapatkannya, dan segala sesuatunya akan lepas kendali secara cepat. Kerugianlah yang akhirnya akan kamu dapatkan.
Kamis, 30 Juni 2011
MENJADI REMAJA BERMANFAAT
“Khoirunnas anfa uhum linnass”
Sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling banyak manfaatnya bagi manusia lain.
Masa remaja adalah fase dimana seseorang diharapkan menemukan jatidirinya sebagai manusia, menegaskan posisinya sebagai bagian dari sosial cultural yang sebelumnya telah tertata dengan baik. Banyak cara yg dilakukan oleh para remaja saat ini sebagai cara aktualisasi diri, baik dengan cara-cara yg positif, maupun dengan cara yang kurang positif.
Sebagai renuangan awal tentang pembahasan dunia yang penuh dengan warna-warna kehidupan ini, coba, you guys perhatikan ungkapan di atas. Berangkat dari hal tersebut, marilah kita berkaca pada diri sendiri, sudahkah kita berguna bagi manusia lain di muka bumi ini? Sekecil apapun itu. Bukankah selama ini kita lebih sering mempertanyakan : keuntungan apa yg kita dapatkan jika kita melakukan sesuatu, dibandingkan bertanya secara jujur, manfaat apa yg telah kita berikan untuk orang lain?
Masa remaja adalah masa yg paling indah bagi sebagian dari kita. Tapi, tidak sedikit pula diantara para remaja yang melewati fase tersebut dengan penuh penderitaan, tekanan, bahkan ancaman kematian (sumpee loe?) Mari kita coba menerawang lebih jauh ke belahan dunia lain, yang jika kita bandingkan dengan kondisi kita saat ini, sangat jauh berbeda. Palestina misalnya. Pernah nggak ngebayangin gimana caranya mereka menghabiskan masa remaja dalam kondisi seperti itu? Situasi yang selalu menjadi peta konflik yang tidak pernah selesai.
Kalau kita mau cari perbandingan betapa besar kecintaan mereka terhadap pengorbanan yang sebenar-benarnya, lihat mereka! Kalo kita mau tahu sebesar apa manfaat yang sudah mereka berikan buat tanah airnya, lihat mereka! Kalo kita mau tahu betapa mereka nggak pernah mempertanyakan keuntungan apa yang mereka dapetin dari apa yang mereka lakukan, lihat mereka! Merekalah para remaja pemberani itu. Menghabiskan masa mudanya di garis depan perjuangan, melawan tirani baja hanya dengan batu kerikil, melawan moncong-moncong mortir hanya dengan semangat, melawan suplemen serdadu panjajah hanya dengan Gema Takbir. Hingga mereka menyambut maut dengan senyuman syurga. Lantas, apa yang sedang kita lakukan sebagai remaja, saat semua hal tersebut terjadi disana?
Mungkin, kita sedang santai di depan komputer, chatting, jalan-jalan ke mall, nonton tv, SMSan dan sebagainya. Lalu, masihkah kita bertanya apa yang telah kita dapatkan dari orang lain tanpa pernah bertanya manfaat apa yang telah kita berikan bagi orang lain?
So, sepertinya sudah sepantasnya kita merasa malu pada diri sendiri dan dunia. Karena ternyata, selama ini kita belum bermanfaat bagi orang lain,. Kalah dunk sama eceng gondok yang bisa diolah jadi pakan itik? Padahal, Sayyidinna Ali bin Abu Thalib kwh, pernah bilang gini “setiap tarikan nafasmu adalah langkah menuju mati.” Nah, masih juga kita menyia-nyiakan umur kita tanpa memberi manfaat untuk orang lain, padahal, kita tengah menuju kematian?? Wallahua’lam (DA)
Sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling banyak manfaatnya bagi manusia lain.
Masa remaja adalah fase dimana seseorang diharapkan menemukan jatidirinya sebagai manusia, menegaskan posisinya sebagai bagian dari sosial cultural yang sebelumnya telah tertata dengan baik. Banyak cara yg dilakukan oleh para remaja saat ini sebagai cara aktualisasi diri, baik dengan cara-cara yg positif, maupun dengan cara yang kurang positif.
Sebagai renuangan awal tentang pembahasan dunia yang penuh dengan warna-warna kehidupan ini, coba, you guys perhatikan ungkapan di atas. Berangkat dari hal tersebut, marilah kita berkaca pada diri sendiri, sudahkah kita berguna bagi manusia lain di muka bumi ini? Sekecil apapun itu. Bukankah selama ini kita lebih sering mempertanyakan : keuntungan apa yg kita dapatkan jika kita melakukan sesuatu, dibandingkan bertanya secara jujur, manfaat apa yg telah kita berikan untuk orang lain?
Masa remaja adalah masa yg paling indah bagi sebagian dari kita. Tapi, tidak sedikit pula diantara para remaja yang melewati fase tersebut dengan penuh penderitaan, tekanan, bahkan ancaman kematian (sumpee loe?) Mari kita coba menerawang lebih jauh ke belahan dunia lain, yang jika kita bandingkan dengan kondisi kita saat ini, sangat jauh berbeda. Palestina misalnya. Pernah nggak ngebayangin gimana caranya mereka menghabiskan masa remaja dalam kondisi seperti itu? Situasi yang selalu menjadi peta konflik yang tidak pernah selesai.
Kalau kita mau cari perbandingan betapa besar kecintaan mereka terhadap pengorbanan yang sebenar-benarnya, lihat mereka! Kalo kita mau tahu sebesar apa manfaat yang sudah mereka berikan buat tanah airnya, lihat mereka! Kalo kita mau tahu betapa mereka nggak pernah mempertanyakan keuntungan apa yang mereka dapetin dari apa yang mereka lakukan, lihat mereka! Merekalah para remaja pemberani itu. Menghabiskan masa mudanya di garis depan perjuangan, melawan tirani baja hanya dengan batu kerikil, melawan moncong-moncong mortir hanya dengan semangat, melawan suplemen serdadu panjajah hanya dengan Gema Takbir. Hingga mereka menyambut maut dengan senyuman syurga. Lantas, apa yang sedang kita lakukan sebagai remaja, saat semua hal tersebut terjadi disana?
Mungkin, kita sedang santai di depan komputer, chatting, jalan-jalan ke mall, nonton tv, SMSan dan sebagainya. Lalu, masihkah kita bertanya apa yang telah kita dapatkan dari orang lain tanpa pernah bertanya manfaat apa yang telah kita berikan bagi orang lain?
So, sepertinya sudah sepantasnya kita merasa malu pada diri sendiri dan dunia. Karena ternyata, selama ini kita belum bermanfaat bagi orang lain,. Kalah dunk sama eceng gondok yang bisa diolah jadi pakan itik? Padahal, Sayyidinna Ali bin Abu Thalib kwh, pernah bilang gini “setiap tarikan nafasmu adalah langkah menuju mati.” Nah, masih juga kita menyia-nyiakan umur kita tanpa memberi manfaat untuk orang lain, padahal, kita tengah menuju kematian?? Wallahua’lam (DA)
Langganan:
Postingan (Atom)